Acara tahun ini akan menampilkan perancang busana seperti Warwick Purser, Poppy Dharsono, Naniek Rachmat, Misan Kopaka, Julie Kaimuddin, Wahyo Abraham, Ida Royani dan banyak lagi.

 Mirip dengan tahun lalu, IFW yang akan datang akan menyoroti Kalimantan, dengan fokus pada budaya Dayak, Kutai dan Banjar dengan tema Tales of Equator: Treasure of the Magnificent Borneo.

Asosiasi Perancang Mode dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan presiden IFW Poppy Dharsono mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tema tersebut adalah komitmen asosiasi untuk mendukung pengembangan dan promosi budaya Indonesia.“Budaya Kalimantan sangat kaya, dan dapat memberikan inspirasi yang tak ada habisnya untuk industri mode,” kata Poppy.

Dia mengatakan para desainer akan memamerkan koleksi mereka, termasuk busana siap pakai, konvensional, kontemporer dan sederhana, dengan sentuhan budaya dan modern.

 Poppy menambahkan bahwa acara mendatang juga akan menampilkan desainer internasional, seperti Bianca Lami dan Tiziano Guardini dari Italia; Marcela Alvarez dan Claudia Trujillo dari Kolombia; Dilnoza Erkinova, Gulruh Erkniova dan Maftuna Murodkobilova dari Uzbekistan.

 Selain menyoroti Kalimantan, IFW 2020 juga akan fokus pada gerakan mode berkelanjutan. Untuk inisiatif ini, APPMI telah bekerja sama dengan Indonesia Global Compact Network (IGCN), jaringan lokal dari United Compact Global, untuk menciptakan kampanye ramah lingkungan.

 Koleksi yang ditampilkan dalam IFW dilaporkan dibuat menggunakan konsep hijau dan diproduksi dengan limbah minimal.